Academia.eduAcademia.edu

Download Free PDF

Download Free PDF

KEBIASAAN MAKAN SUKU BUGIS BONE DI SULAWESI SELATAN MAKANAN KHAS BURASA

Profile image of Umrahwati UsmanUmrahwati Usman
descriptionSee full PDF

Abstract

Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku-suku deutrou melayu. Masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya Yunan. Kata "Bugis" berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang Bugis. Penamaan "ugi" merujuk pada raja pertama kerajaan Cina yang terdapat di Pammana, Kabupaten Wajo saat ini, yaitu La Sattumpugi. Ketika rakyat La Sattumpugi menamakan dirinya, maka mereka merujuk pada raja mereka. Mereka menjuluki dirinya sebagai To Ugi atau orang-orang atau pengikut dari La Sattumpugi. La Sattumpugi adalah ayah dari We Cudai dan bersaudara dengan Batara Lattu, ayah dari Sawerigading. Sawerigading sendiri adalah suami dari We Cudai dan melahirkan beberapa anak termasuk La Galigo yang membuat karya sastra terbesar di dunia dengan jumlah kurang lebih 9000 halaman folio. Sawerigading Opunna Ware (Yang dipertuan di Ware) adalah kisah yang tertuang dalam karya sastra I La Galigo dalam tradisi masyarakat Bugis. Dalam perkembangannya, komunitas ini berkembang dan membentuk beberapa kerajaan. Masyarakat ini kemudian mengembangkan kebudayaan, bahasa, aksara, dan pemerintahan mereka sendiri. Beberapa kerajaan Bugis klasik antara lain Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Suppa, Sawitto, Sidenreng dan Rappang.

Makalah Sosioantropologi Gizi “ KEBIASAAN MAKAN SUKU BUGIS BONE DISULAWESI SELATAN (MAKANAN KHAS BURASA’) ” PENYUSUN : UMRAHWATI : P00331017048 SEMESTER 2 (DUA) KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN GIZI 2018 KATA PENGANTAR Alhamdulillah penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya, berupa ilmu, kesehatan dan kesempatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “KEBIASAAN MAKAN SUKU BUGIS BONE DISULAWESI SELATAN (MAKANAN KHAS BURASA’)”. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak, dalam hal ini yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini dengan baik. Makalah ini tidaklah sempurna seperti pepatah yang berbunyi “Tak ada gading yang tak retak” oleh karena itu, perlu perbaikan-perbaikan dari teman-teman ataupun pihak lain untuk memberikan kritik dan saran yang berguna bagi kesempurnaan makalah ini. Mudahmudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca yakni dapat memberikan wawasan yang lebih luas. Sekian dan terima kasih. Kendari, 08 Juni 2018 Penulis i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................ i DAFTAR ISI ............................................................................................ ii BAB I BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................... 2 C. Tujuan Penulisan.................................................................. 2 PEMBAHASAN A. Sejarah Suku Bugis Bone................................................ 3 B. Sejarah Kebiasaan Makan Suku Bugis Bone ................. 4 C. Makanan Khas Suku Bugis Bone .................................... 6 D. Cara Pembuatan Burasa Khas Suku Bugis Bone .......... 7 E. Cara Penyajian Dan Cara Makan Burasa’....................... 9 KESIMPULAN .................................................................... 10 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 11 BAB III ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebiasaan makan adalah ekspresi setiap individu dalam memilih makanan yang akan membentuk pola perilaku makan. Oleh karena itu, ekspresi setiap individu dalam memilih makanan akan berbeda satu dengan yang lain (Khomsan, 2004). Kebiasaan makan adalah cara individu atau kelompok individu memilih pangan apa yang dikonsumsi sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis, psikologi dan sosial budaya. Kebiasaan makan bukanlah bawaan sejak lahir tetapi merupakan hasil belajar (Suhardjo, 1989). Perubahan kebiasaan makan dapat disebabkan oleh faktor pendidikan gizi dan kesehatan serta aktivitas pemasaran atau distribusi pangan. Dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan seperti lingkungan budaya (cultural environmental), lingkungan alam (natural environmental) serta populasi (Hartog et al., 1995). Disetiap daerah indonesia memiliki kebiasaan makan yang berbeda. Membahas kebiasaan makan berarti membahas ciri makanan setiap etnis atau suku, cara mengkomsumsi dan menggunakan makanan sesuai faktor sosial dan budaya dimana dia berada. Oleh karena itu makalah ini disusun untuk mengetahui kebiasaan makan etnis atau suku bugis bone disulawesi selatan. 1 B. Rumusan Masalah Adapun masalah yang dapat penulis rumuskan dari latar belakang diatas yaitu: 1. Bagaimana Sejarah Suku Bugis Bone ? 2. Bagaimana Sejarah Kebiasaan Makan Suku Bugis Bone ? 3. Seperti Apa Makanan Khas Suku Bugis Bone ? 4. Bagaimana Cara Pembuatan Burasa Makanan Khas Suku Bugis Bone ? 5. Bagaimana Cara Penyajian Dan Cara Makan Makanan Khas Suku Bugis Bone ? C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu: a. Mengetahui Sejarah Suku Bugis Bone b. Mengetahui Sejarah Kebiasaan Makan Suku Bugis Bone c. Mengetahui Makanan Khas Suku Bugis Bone d. Mengetahui Cara Pembuatan Burasa Makanan Khas Suku Bugis Bone e. Mengatahui Cara Penyajian Dan Cara Makan Makanan Khas Suku Bugis Bone 2 BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah Suku Bugis Bone Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku-suku deutrou melayu. Masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya Yunan. Kata "Bugis" berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang Bugis. Penamaan "ugi" merujuk pada raja pertama kerajaan Cina yang terdapat di Pammana, Kabupaten Wajo saat ini, yaitu La Sattumpugi. Ketika rakyat La Sattumpugi menamakan dirinya, maka mereka merujuk pada raja mereka. Mereka menjuluki dirinya sebagai To Ugi atau orang-orang atau pengikut dari La Sattumpugi. La Sattumpugi adalah ayah dari We Cudai dan bersaudara dengan Batara Lattu, ayah dari Sawerigading. Sawerigading sendiri adalah suami dari We Cudai dan melahirkan beberapa anak termasuk La Galigo yang membuat karya sastra terbesar di dunia dengan jumlah kurang lebih 9000 halaman folio. Sawerigading Opunna Ware (Yang dipertuan di Ware) adalah kisah yang tertuang dalam karya sastra I La Galigo dalam tradisi masyarakat Bugis. Dalam membentuk perkembangannya, beberapa komunitas kerajaan. ini Masyarakat berkembang ini dan kemudian mengembangkan kebudayaan, bahasa, aksara, dan pemerintahan mereka sendiri. Beberapa kerajaan Bugis klasik antara lain Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Suppa, Sawitto, Sidenreng dan Rappang. Meski tersebar dan membentuk suku Bugis, tapi proses pernikahan menyebabkan adanya pertalian darah dengan Makassar dan Mandar. Saat ini orang Bugis tersebar dalam beberapa Kabupaten yaitu Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Sidrap, P inrang, Barru. Daerah peralihaN antara Bugis dengan Makassar adalah Bulukumba, Sinjai, Maros, 3 Pangkajene Kepulauan. Daerah peralihan Bugis dengan Mandar adalah Kabupaten Polmas dan Pinrang. Kerajaan Luwu adalah kerajaan yang dianggap tertua bersama kerajaan Cina (yang kelak menjadi Pammana), Mario (kelak menjadi bagian Soppeng) dan Siang (daerah di Pangkajene Kepulauan). Masa Kerajaan Bone Di daerah Bone terjadi kekacauan selama tujuh generasi, yang kemudian muncul seorang To Manurung yang dikenal Manurungnge ri Matajang. Tujuh raja-raja kecil melantik Manurungnge ri Matajang sebagai raja mereka dengan nama Arumpone dan mereka menjadi dewan legislatif yang dikenal dengan istilah ade pitue. Manurungnge ri Matajang dikenal juga dengan nama Mata Silompoe. Adapun ade’ pitue terdiri dari matoa ta, matoa tibojong, matoa tanete riattang, matoa tanete riawang, matoa macege, matoa ponceng. istilah matoa kemudian menjadi arung. setelah Manurungnge ri Matajang, kerajaan Bone dipimpin oleh putranya yaitu La Ummasa’ Petta Panre Bessie. Kemudian kemanakan La Ummasa’ anak dari adiknya yang menikah raja Palakka lahirlah La Saliyu Kerrempelua. pada masa Arumpone (gelar raja bone) ketiga ini, secara massif Bone semakin memperluas wilayahnya ke utara, selatan dan barat. B. Sejarah Kebiasaan Makan Suku Bugis Bone Di Indonesia, seperti Suku Minangkabau, Sunda, Jawa dan Bugis mempunyai pola makan yang khas. Suku Bugis Bone sering mengkonsumsi ikan yang masih segar, sayangnya dalam mengkonsumsi sayur dan buah, mereka sama buruknya dengan Suku Minangkabau. Kebisaan makan orang bugis Bone diturunkan dari nenek moyang terdahulu suku Bugis Bone. Nenek moyang suku bugis Bone tersebar di dataran rendah yang subur dan pesisir, maka kebanyakan dari suku bugis hidup sebagai petani dan nelayan. Mereka dikenal sebagai pelaut yang 4 sering merantau & menyebar ke seluruh Indonesia. Suku bugis Bone yang mendiami dataran rendah merupakan pembuka terulung terhadap hutan-hutan belantara dan perkampung bagi tujuan penanaman padi atau guna membangun perkampungan baru untuk ditempati. Aktivitas pembukaan lahan baru ini , biasanya dilakukan dengan seluas yang mereka mampu dengan tujuan untuk mendapatkan kediaman dan perkampungan di samping akan menghasilkan tuaian tanaman padi. Sedangkan suku bugis bone yang mendiami pesisir biasanya dimanfaatkan oleh orang-orang Bugis nelayan untuk berlabuh dan menjual hasil tangkapan ikannya. Dari budaya tersebut membentuk kebiasaan makan suku bugis Bone yang menjadikan ikan segar dan nasi atau beras sebagai makanan pokok yang sampai sekarang menjadi kebiasaan makan suku bugis Bone dimanapun berada sesuai dengan sumber daya sekitarnya. Tidak hanya itu dalam budaya bugis bone telah tertanam secara tidak tertulis aturan bahwa dalam satu keluarga makan bersama merupakan suatu keharusan dan hal ini sudah menjadi tradisi turun temurun. Hampir semua sesi makan (pagi, siang dan malam) khususnya makan malam wajib diikuti oleh semua anggota keluarga. Tradisi makan bersama sambil duduk bersila, membentuk sebuah lingkaran kecil, serta semua menu makanan diletakkan dalam sebuah tempayang besar yang diletakkan ditengah-tengah lingkaran adalah hal yang sering dijumpai pada keluarga suku bugis Bone. 5 C. Makanan Khas Suku Bugis Seperti halnya dengan suku lain, masyarakat Bugis Bone juga memiliki makanan dan minuman tradisional yang tetap mewarisi dari makanan asal mereka. Walaupun bahan baku pembuatannya berasal dari sumber daya alam persekitarannya. Oleh sebab itu, bentuk dan cita rasanya tetap terjaga seperti makanan asalnya. Ada begitu banyak makanan dan minuman tradisional yang dimiliki oleh orang Bugis Bone, di antaranya ialah langka’, burasa’, gambang, onde-onde, berongko, coto Makassar, konro’, palopo’ dan lain sebagainya. Langka’ dan burasa’ merupakan makanan yang paling khas bagi masyarakat Bugis dimanapun mereka berada, demikian juga masyarakat Bugis Bone tetap mengekalkan makanan ini sebagai makanan tradisional yang terus dilestarikan sehingga kapanpun. Dalam makalah ini penulis akan membahas makanan khas suku bugis Bone berdasarkan pola makan dan kebiasaan makan suku tersebut yang sering mengkomsumsi beras dari hasil pertanian, salah satu makanan khas suku bugis Bone yang berbahan dasar beras yaitu Burasa. Burasa’ merupakan makanan yang lebih khas bagi masyarakat Bugis, yaitu bermula dengan memilih beras bukan pulut lalu dicuci sehingga bersih, beras tersebut kemudian ditanak setengah masak. Setelah beras tersebut sudah setengah masak, lalu diangkat dan diaduk bersama dengan santan kelapa asli, kemudian dibungkus dan dibalut dengan daun pisang, lalu diikat dengan kuat menggunakan tali rajutan dari daun pandan yang sudah dikeringkan, agar tidak mudah lepas dari ikatannya. Setelah proses pembalutan dan pembungkusan selesai, burasa’ tersebut kembali dimasak kali kedua untuk lebih mematangkan lagi rasa berasnya yang sudah diaduk bersama santan. Biasanya masa untuk memasak burasa’ memerlukan waktu sekitar dua sehingga tiga jam atau lebih. Setelah burasa’ ini masak, lalu disejukan dan sudah siap untuk disajikan bersama dengan lauk yang diingikan. 6 D. Cara Pembuatan Burasa “BURASA” Bahan: • 1 liter beras • 1 liter santan (4 gelas) • Garam • Daun salam / Daun Pandan • Daun pisang/yang sudah di jemur hingga lemas • Tali • Gunting Cara membuat: 1. Bersihkan beras lalu dicuci. 2. Didihkan air santan bersama daun salam / daun pandan aduk terus hingga mendidih. 3. Kukus beras yang telah di bersihkan tadi bersama air santan yang telah di campur daun salam / daun pandan sampai setengah matang (hingga air santanya habis). 4. Siapakan pada wadah untuk dibungkus dalam daun pisang yang telah di gunting-gunting sesuai ukuran. 5. Susun dua-dua bisa juga hingga tiga berhadapan dengan panjang ± 1½ jari, lebar 1 jari jempol. 7 6. Ikat pada kedua ujungnya lalu kukus kembali ± 1 jam (usahakan ikatannya gak terlepas saat dimasak). 7. Kalau daun sudah berwarna rata dan berminyak (mengkilap) bertanda buras sudah masak (semakin lama dimasak semakin bagus). 8. Dinginkan lalu hidangkan bersama sambal poyah. 9. Kalau ada boleh dihidangkan bersama sate bumbu rujak, sate bumbu manis, bakso, coto, dendeng daging atau serundeng. Beras Yang Sudah Di Bersihkan Masak Santan dan Daun Salam / Pandan Aduk Terus Saat Akan Mendidih Agar Santannya Tidak Terpisah Dengan Airnya dan Masukan Beras Tadi Hasil dari beras yang telah dicampur dengan santan, hingga setengah matang Buras yang telah di ikat dan siap untuk dimasak 8 E. Cara Penyajian dan Cara memakannya BURASA Cara penyajian dan cara makan burasa’ hampir sama dengan nasi, atau pun lontong dan ketupat. Burasa’ dibuka ikatan tali rafia dan disajikan dengan lauk. Rasa Burasa’ gurih karena ada santan dan tambahan garam. Cocoknya burasa’ dimakan dengan lauk opor ayam atau ikan yang dimasak santan. Burasa juga bisa dikonsumsi dengan sambal kacang, telur rebus atau sambal haban tetapi bagi masyarakat Bugis atau makassar lebih sering menjadikannya teman untuk makanan coto makassar, sop konro, pallubasa, nasu lekku’ (ayam masak lengkuas versi sulawesi selatan) atau makanan yang berkuah lainnya. Ada kalanya burasa’ ini dimakan bersama dengan coto Makassar atau dimakan bersama galetto’ atau dengan lauk sesuai selera masing-masing. Buras juga merupakan makanan tradisi yang wajib disajikan saat upacara hajatan khusus keluarga dan hari-hari besar keagamaan dalam masyarakat Bugis dan Makassar di Sulawesi Selatan. 9 BAB III KESIMPULAN Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku-suku deutrou melayu. Masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya Yunan. Kata "Bugis" berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang Bugis. Penamaan "ugi" merujuk pada raja pertama kerajaan Cina yang terdapat di Pammana, Kabupaten Wajo saat ini, yaitu La Sattumpugi. Kebiasaan makan suku bugis bone yang menjadikan ikan segar dan nasi atau beras sebagai makanan pokok yang sampai sekarang menjadi kebiasaan makan suku bugis Bone dimanapun berada sesuai dengan sumber daya sekitarnya. Ada begitu banyak makanan dan minuman tradisional yang dimiliki oleh orang Bugis Bone, di antaranya ialah langka’, burasa’, gambang, onde-onde, berongko, coto Makassar, konro’, palopo’ dan lain sebagainya. Cara membuat Burasa’ yaitu bermula dengan memilih beras bukan pulut lalu dicuci sehingga bersih, beras tersebut kemudian ditanak setengah masak. Setelah beras tersebut sudah setengah masak, lalu diangkat dan diaduk bersama dengan santan kelapa asli, kemudian dibungkus dan dibalut dengan daun pisang, lalu diikat dengan kuat menggunakan tali rajutan dari daun pandan yang sudah dikeringkan. Setelah proses pembalutan dan pembungkusan selesai, burasa’ tersebut kembali dimasak kali kedua untuk lebih mematangkan lagi rasa berasnya yang sudah diaduk bersama santan Setelah burasa’ ini masak, lalu disejukan dan sudah siap untuk disajikan bersama dengan lauk yang diingikan. Cara penyajian dan cara makan burasa’ hampir sama dengan nasi, atau pun lontong dan ketupat. Cocoknya burasa’ dimakan dengan lauk opor ayam atau ikan yang dimasak santan. 10 DAFTAR PUSTAKA Harun,Makmur Haji. Buchari Katutu. Dan Sitti Rachmawati Yahya. 2013. Diaspora Bugis Di Sumatra. Fakulti Bahasa Dan Komunikasi. Universiti Pendidikan Sultan Idris (Upsi). Kebiasaan makan-Literatur.pdf (diunduh pada tanggal 08 Juli 2018) http://mail-chaozkhakycostikcomunity.blogspot.com/2013/10/cara-membuatburas-burasa-khas-untuk.html https://www.nasirullahsitam.com/2016/07/berbagai-makanan-khas-bugissaat.html http://carabuatresep.blogspot.com/2017/05/cara-membuat-buras-santantanpa-isi-khas-bugis.html https://karyatulisilmiah.com/kebiasaan-makan/ 11