BUSINESSWORTH.US – BYD, produsen kendaraan listrik terkemuka asal China, mencatatkan prestasi luar biasa di Singapura pada tahun 2024. Menurut data dari Roads Authority of Singapore, perusahaan ini berhasil menjual 6.191 kendaraan, menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 337,22% dibandingkan dengan penjualan 1.416 unit pada tahun sebelumnya.
Pencapaian ini memberi BYD pangsa pasar sebesar 14,39%, menjadikannya merek mobil terlaris di negara tersebut.
Toyota, produsen mobil asal Jepang, berada di peringkat kedua dengan 5.736 kendaraan terjual, mengalami peningkatan 48,72% dibandingkan dengan tahun 2023 dan mencatatkan 13,33% dari pangsa pasar.
BMW, sebagai produsen mobil mewah, menempati posisi ketiga dengan penjualan 5.042 unit, meningkat 49,22% dibandingkan dengan 3.379 kendaraan pada tahun 2023, dan meraih pangsa pasar sebesar 11,72%.
Mercedes-Benz berada di urutan keempat, menjual 4.887 kendaraan, naik 26,94% dari tahun sebelumnya, sementara Tesla berada di posisi kelima dengan 2.384 kendaraan terjual, mencatatkan lonjakan penjualan sebesar 153,62%, dan meraih pangsa pasar sebesar 5,54%.
Selain BYD, beberapa merek asal China lainnya juga mencatatkan penjualan yang mengesankan di Singapura pada 2024, seperti MG dengan 534 unit, Xpeng yang menjual 336 unit, dan GAC yang tercatat menjual 310 kendaraan.
Pencapaian BYD dimulai dengan peluncuran Atto 3 di Singapura pada Juli 2022, yang menjadi model pertama perusahaan di pasar mobil negara tersebut. Menyusul Atto 3, BYD meluncurkan model Dolphin pada Juli 2023 dan Seal pada Oktober 2023. Pada Oktober 2024, merek premium BYD, Denza, meluncurkan MPV D9 di Singapura, semakin memperluas portofolio mereka di pasar mobil Singapura.
Singapura sendiri dikenal sebagai pasar dengan harga kepemilikan mobil yang sangat tinggi, terutama karena biaya Sertifikat Kepemilikan Kendaraan (COE). Sebagai contoh, BYD Seal yang diluncurkan dengan harga awal 238.888 SGD (sekitar 176.040 USD) di Singapura, jauh lebih tinggi dibandingkan harga di China yang hanya 175.800 RMB (sekitar 24.130 USD), menunjukkan tingginya biaya yang harus dikeluarkan oleh konsumen Singapura untuk memiliki kendaraan.